Pada pembahasan sebelumnya kita sudah
mendiskusikan mengenai pengaruh perlakuan tunggal terhadap respons
tertentu. Perlakuan tunggal tersebut dinamakan faktor, dan taraf atau
level dari faktor tersebut dinamakan taraf. Faktor disimbolkan dengan
huruf kapital sedangkan taraf dari faktor tersebut disimbolkan dengan
huruf kecil. Apabila secara serempak kita mengamati pengaruh beberapa
faktor dalam suatu penelitian yang sama, maka percobaan tersebut
dinamakan dengan percobaan faktorial.
Percobaan faktorial adalah suatu
percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi
taraf dari beberapa faktor. Percobaan dengan menggunakan f faktor dengan
t taraf untuk setiap faktornya disimbolkan dengan percobaan faktorial ft. Misalnya, percobaan faktorial 22 artinya kita menggunakan 2 faktor dan taraf masing-masing faktornya terdiri dari 2 taraf. Percobaan faktorial 22
juga sering ditulis dalam bentuk percobaan faktorial 2×2. Penyimbolan
yang terakhir sering digunakan untuk percobaan faktorial dimana taraf
dari masing-masing faktornya berbeda, misalnya 2 taraf untuk faktor A
dan 3 taraf untuk faktor B, maka percobaannya disebut percobaan
faktorial 2×3. Percobaan faktorial 2x2x3 maksudnya percobaan faktorial
yang terdiri dari 3 faktor dengan taraf untuk masing-masing faktornya
berturut-turut 2, 2, dan 3. Dengan demikian, dalam percobaan faktorial,
ada dua tahap yang perlu dilakukan, pertama yaitu rancangan
perlakuannya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, dan selanjutnya
tahap pemilihan rancangan lingkungannya yaitu yang menyangkut bentuk
desain percobaan seperti RAL, RAKL, RBSL, Split-plot, Split-Blok.
Tujuan dari percobaan faktorial adalah untuk melihat interaksi antara faktor yang kita cobakan. Adakalanya kedua faktor saling sinergi terhadap respons (positif), namun adakalanya juga keberadaan salah satu faktor justru menghambat
kinerja dari faktor lain (negatif). Adanya kedua mekanisme tersebut
cenderung meningkatkan pengaruh interaksi antar ke dua faktor. Interaksi
mengukur kegagalan dari pengaruh salah satu faktor untuk tetap sama
pada setiap taraf faktor lainnya atau secara sederhana, Interaksi antara
faktor adalah apakah pengaruh dari faktor tertentu tergantung pada
taraf faktor lainnya? Misalnya apabila pengaruh sederhana N sama pada
setiap taraf pemberian pupuk P maka kedua faktor tersebut saling bebas (independent)
dan dikatakan tidak ada interaksi, sedangkan apabila pemberian N
memberikan pengaruh yang berbeda pada setiap taraf dari P, maka
dikatakan terjadi interaksi antara Faktor N dan Faktor P.
Sebagai contoh, apabila kita ingin mengamati pengaruh pemberian Nitrogen (N) yang terdiri dari 2 taraf (n0, dan n1) dan pemberian fosfor (P) yang terdiri dari 2 taraf (p0, p1) terhadap respons tertentu, dengan hasil sebagai berikut:
Faktor |
Nitrogen (N)
|
Rataan P
|
Pengaruh sederhana N
|
|
Fosfor (P) |
n0
|
n1
|
n1-n0
|
|
p0 | 40 | 48 | 44 | 8 (se N, p0) |
p1 | 42 | 51 | 46.5 | 9 (se N, p1) |
Rataan N | 41 | 49.5 | 45.25 | 8.5 (me N) |
Pengaruh sederhana P (p1-p0) |
2 (se P, n0) |
3 (se P, n1) |
2.5 (me P) |
Selisih n1 – n0 dan p1 – p0 dinamakan pengaruh sederhana (simple effects) disimbolkan dengan (se N) dan (se P). Rata-rata dari pengaruh sederhana dinamakan dengan pengaruh utama (main effects), disimbolkan (me N) and (me P).
Perkiraan pengaruh interaksi dan pengaruh utama dari rata-rata perlakuan dapat dihitung dengan formula berikut:
Pengaruh Sederhana (simple effect, se):
Pengaruh Utama (main effect, me):
Pengaruh Interaksi:
Pengaruh sederhana ini diperlukan oleh
pengguna (petani, misalnya), apabila dia hanya membatasi pada penggunaan
taraf tertentu dari salah satu faktor. Misalnya, apabila petani ingin
melihat perbedaan pengaruh N pada setiap taraf pemupukan P, pengaruh
sederhana N pada taraf p0 = 8 dan pada taraf p1 = 9.
Perbedaan antara pengaruh sederhana dan interaksi secara grafis dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Kemungkinan yang bisa terjadi antara pengaruh utama dan interkasi disajikan pada Tabel berikut:
Sumber Keragaman
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
A | tn | * | tn | * | tn | * | tn | * |
B | tn | tn | * | * | tn | tn | * | * |
AxB | tn | tn | tn | tn | * | * | * | * |
Keuntungan:
-
Lebih efisien dalam menggunakan sumber-sumber yang ada
-
Informasi yang diperoleh lebih komprehensif karena kita bisa mempelajari pengaruh utama dan interaksi
-
Hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu kondisi yang lebih luas karena kita mempelajari kombinasi dari berbagai faktor
Kerugian:
-
Analisis Statistika menjadi lebih kompleks
-
Terdapat kesulitan dalam menyediakan satuan percobaan yang relatif homogen
-
pengaruh dari kombinasi perlakuan tertentu mungkin tidak berarti apa-apa sehingga terjadi pemborosan sumberdaya yang ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar